Deliberate Practice : The Secret of High Achievers

“Udah belajar berkali-kali, kok tetep ga paham-paham ya?”

Guys, kalian pernah ga sih ngerasain kaya gitu? Gue sering banget! Apalagi pas zaman SMA dulu. Menjelang ujian, gue sering banget belum menguasai pelajaran di luar kepala meskipun gue udah pelajarin berkali-kali, ngerjain banyak soal. Tapi lama-lama gue sadar bahwa latihan soal berkali-kali aja ga cukup.

TERUS HARUS APA LAGI DONG?

Selain belajar dan latihan soal berkali-kali, kita juga perlu lho mengetahui hambatan dan kesulitan kita selama proses belajar. Nah, itu dia yang namanya deliberate Practice. Deliberate practice adalah proses latihan atau belajar yang dilakukan dengan target yang spesifik untuk meningkatkan performa dengan efektif.

Awal mulanya, istilah deliberate Practice ini diperkenalkan oleh Anders Ericsson, seorang profesor psikologi dari Florida State University dan penulis buku "Peak: Secrets From The New Secret of Expertise" yang mempelajari bagaimana seseorang meningkatkan kualitas kemahiran mereka.

In pretty much any area of human endeavor, people have a tremendous capacity to improve their performance, as long as they train in the right way – Anders Ericsson–

Lalu, cara melakukan deliberate practise yang benar gimana?

Anders Ericsson dalam hasil penelitiannya, The Role of Deliberate Practice in the Acquisition of Expert Performance dan juga buku-bukunya mengenalkan elemen yang perlu ditempuh dalam melakukan deliberate practice. Biar lebih bisa dimengerti, gue akan kasih beberapa contoh yang pernah gue lakuin selama SBMPTN di setiap elemen dibawah ini.

Motivasi

Pada hasil penelitiannya, Ericsson nemuin bahwa aktivitas deliberate practice ini memang membutuhkan mental yang sangat tinggi dan akan menguras energi yang cukup besar. Nah makanya, tanpa motivasi yang kuat usaha yang kita lakuin bisa berenti di tengah jalan.

Saat belajar SBMPTN, gue memotivasi diri gue. “UI itu kampus yang bagus, untuk ada di tempat yang bagus gue juga harus belajar lebih giat. Kalo salah langkah, gue ga akan dapet apa-apa dan ga bisa jadi siapa-siapa.”

Kalo lo udah nemuin kata motivasi yang bisa ‘menampar’, lo bisa nulis itu di buku catetan lo. Lo juga bisa bikin sesuatu, misalnya foto lo pake jaket almamater kampus yang lo impikan terus di print dan ditempel di barang yang biasa lo pakai selama proses belajar. Gue mencoba itu dan ngaruh banget.

You should make your dreams part of your daily pursuits. Take them seriously. Work on them.

Latihan yang Terencana

Dalam melakukan deliberate Practice, penting banget nih guys untuk membuat jadwal rutin untuk menjaga komitmen. Sebelum mulai belajar, biasanya gue bikin target atau sasaran yang jelas terhadap apa yang pengen gue kuasai, sehingga latihan yang gue lakuin lebih berkualitas. Lo bisa bikin jadwal harian atau mingguan. Dulu pas persiapan SBMPTN, gue bikin jadwal materi yang ingin gue kuasai perhari. Menurut gue jadwal harian lebih efektif, setiap hari yang gue lewatin jadi jauh lebih bermakna karena pasti ada aja sesuatu baru yang bisa gue dapetin.

Pengulangan

Elemen deliberate practice yang ketiga juga penting nih guys. Untuk bisa nguasain suatu hal atau pelajaran, kita harus latihan berkali-kali. Contohnya di pelajaran matematika, kita mungkin aja nyelesain soal dalam sekali percobaan. Tapi, kalo kita mau coba soal itu berkali-kali, kita bakal bisa nemuin banyak solusi penyelesaian dengan rumus yang berbeda-beda. Ketika ujian nemu jenis soal yang sama, kita bakal terbiasa dan tau rumus apa yang paling efektif untuk nyelesain soal di waktu yang terbatas.

Bahkan di artikelnya Ericsson juga disebutin kalau biasanya seseorang itu butuh total latihan 10.000 jam untuk bisa jadi jago banget. Malcolm Gladwell nyebut ini 10.000 hours rule di bukunya yang berjudul "Outliers". Semakin sering lo melakukan hal itu, maka lo akan semakin jago.

Feedback

Selama deliberate Practice, kita juga harus punya feedback yang baik. Dulu selama gue mempersiapkan ujian SBMPTN, setelah ngelakuin banyak tryout gue akan refleksi ke diri sendiri.

“Tadi apa aja ya soal yang belum bisa gue kuasain?”

“Hasil tryout hari ini apa lebih baik dari kemarin?”

Menurut gue, feedback jadi elemen yang gaboleh kita lewatin karena penting banget untuk mengevaluasi hasil belajar kita.  Elemen ini yang bakal  memberikan kita arahan apakah practice dan improvement yang kita lakukan udah tepat atau belum.

Humans have a remarkable capacity to improve their performance in nearly any area of life if they train in the correct way. – Anders Ericsson–

Ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari teori “Deliberate Practice” oleh Anders Erricson yaitu untuk mencapai mimpi besar kita perlu banyak waktu dan kita harus sabar, tekun, konsisten dan pantang menyerah. Ketika pola pikir cerdas dikombinasikan dengan kesabaran, ketekunan, dan pantang menyerah maka kita bisa mendapatkan outcome yang sama besarnya dengan apa yang telah kita usahakan.

 

Referensi:

The Role of Deliberate Practice in the Acquisition of Expert Performance. July 1993; Psychological Review 100(3):363-406. DOI:10.1037//0033-295X.100.3.​363.

https://www.zenius.net/blog/cara-belajar-efektif-deliberate-practice

Comments