“Kalo kamu kurusan dikit pasti kamu cantik!”
“Jangan gendut-gendut nanti kaya ibu-ibu!”
dan
masih banyak ujaran di media sosial, bahkan secara langsung bahwa kurus menjadi
standar kecantikan seorang perempuan. Tidak sedikit perempuan memilih untuk
menurunkan berat badannya dengan diet. Kata diet semakin menjadi topik favorit
yang diperbincangkan di kalangan perempuan.
TAPI APAKAH MEREKA MENJALANI DIET YANG SEHAT?
Belum tentu.
Tidak sedikit yang menempuh jalur instant yaitu dengan diet ekstrem
tanpa melalui proses konsultasi dengan ahli gizi. Diet ekstrem sering dilakukan
untuk menguruskan berat badan dalam waktu singkat dengan mengurangi jumlah
asupan makanan dengan drastis. Pelaku diet ekstrem ini bahkan tidak ragu untuk
tidak makan sama sekali. Ada juga yang berbagi proses dietnya melalui media
sosialnya yang bisa membuatnya kurus dalam waktu cepat hanya dengan mengonsumsi
sepotong roti saja dalam sehari. Padahal diet yang sehat bukan tidak makan
ataupun sedikit makan, tetapi mengurangi asupan makan sesuai kebutuhan
tubuhnya. Tentunya hal itu butuh berkonsultasi, bukan mengira-ngira.
Diet
dengan berpuasa atau bisa disebut intermitten fasting memang salah satu metode
yang bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan tetapi perlu pengawasan oleh
ahli gizi karena tidak semua orang bisa diperbolehkan melakukan diet ini.
Diantaranya, penderita diabetes, darah rendah, gangguan menstruasi, dan ibu
hamil atau menyusui.
Sesungguhnya
diet bukan pantangan dalam mengonsumsi sesuatu agar badan menjadi kurus, tetapi
pengaturan pola makan untuk mencapai berat badan ideal. Menurut Kemenkes,
penurunan berat badan yang normal yaitu 0,5-1 kg setiap minggu secara bertahap
dengan membatasi asupan energi kurang lebih 500 kkal setiap hari. Sementara
berat badan ideal bisa diketahui melalui pengukuran bukan dengan standar
kecantikan yang dibuat oleh seseorang. Berikut perhitungan berat badan ideal
dapat dihitung melalui rumus broca:
BBI Dewasa = [Tinggi badan (cm) – 100] - [10% x (Tinggi badan (cm) – 100)]
CIRI MENJALANI DIET YANG SEHAT
1.
Diet dengan Prinsip Gizi Seimbang
Pola diet yang benar adalah sesuai dengan kaidah
gizi seimbang yang mencakup makanan pokok, sayuran, lauk pauk, dan buah-buahan.
Selain asupan nutrisi, kaidah gizi seimbang juga menyarankan untuk mencuci
tangan, melakukan aktivitas fisik selama kurang lebih 30 menit setiap harinya,
dan minum air putih 8 gelas sehari. Diet yang baik tidak menghilangkan suatu
sumber zat gizi, kecuali seseorang tersebut menderita penyakit yang
mengharuskan mengurangi suatu sumber zat gizi.
2. Kamu Tidak Merasa Kelaparan dan Kelelahan
Meskipun selama periode diet kebutuhan kalori
akan berkurang dari sebelumnya, seseorang yang melakukan diet yang benar tidak
mengalami kelaparan. Diet yang benar mengurangi kebutuhan kalori secara bertahap
bukan drastis bahkan tidak makan. Mengurangi jadwal makan yang seharusnya 3x
sehari sebaiknya dihindari. Ketika kita mengurangi jadwal makan atau sarapan,
tubuh kita cenderung makan lebih banyak pada waktu makan siang. Keseimbangan
gula dan insulin dalam tubuh juga akan terganggu sehingga tubuh selalu merasa
lapar dan tidak berenergi. Untuk mengatasi rasa lapar, kamu dapat mengonsumsi
makanan yang bernutrisi dalam porsi kecil tapi sering.
3. Penurunan Berat Badan yang Normal
Dalam mencapai status gizi normal dianjurkan
untuk turun secara berkala. Penurunan berat badan yang normal dan dianjurkan
adalah 0,5-1 kg setiap minggu secara bertahap dengan pembatasan energi lebih
kurang 500 kkal setiap hari. Jika penurunan
berat badan dilakukan secara cepat maka dapat menyebabkan kehilangan sejumlah
air, elektrolit, mineral, jaringan otot dan protein yang berada di jaringan
lemak bebas. Hal ini berisiko terhadap terjadinya kelelahan, dehidrasi,
terganggunya daya tahan dan keseimbangan elektrolit serta aminorea (berhentinya
menstruasi pada wanita).
4. Diet Bukan Suatu Beban
Seringnya mengalami perubahan suasana hati saat menjalani diet dapat menandakan pola diet yang salah. Pola diet yang salah dapat berkaitan dengan suasana hati karena terjadi penurunan asupan makanan, seperti gula yang seharusnya dapat merangsang perasaan bahagia. Selain itu, juga dipengaruhi oleh persepsi makanan. Jika kita memiliki persepsi yang baik terhadap suatu makanan, maka makanan tersebut bisa membuat perasaan lebih bahagia dan nyaman saat mengonsumsinya. Diet gizi seimbang membutuhkan kesabaran dan komitmen dalam menjalaninya, tetapi jika melalui proses yang benar dan tepat akan tetap membuatmu bahagia dalam menjalaninya. Cara yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Yuk, tanya kepada dirimu, sudah bahagiakah dirimu dalam menjalaninya?
Melakukan diet yang sehat bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, tentunya kamu butuh pertolongan ahli gizi dalam proses diet. Output yang dihasilkan pun tidak bisa bim salabim langsung ideal. Yang perlu diingat, diet yang kamu lakukan untuk dirimu bukan untuk orang lain. Jadi fokuslah kepada perubahan di dirimu, perubahan tidak harus penurunan angka berat badan yang signifikan, tetapi juga proses yang kamu jalani. Hargai setiap perubahan-perubahan kecil yang terjadi, mulai dari baju-baju yang mulai longgar atau badan yang terasa lebih ringan. Progress is still a progress no matter how slow.
Referensi:
Fajar, Suratman Abdillah. Buku Saku Gizi, Edisi 1.
Kemenkes, 2018. Apakah Bahaya Menurunkan Berat Badan Secara Cepat ?
Sumber Gambar:
crynfiction. WEIGHT LOSS: EXPERT SHARES MOST ‘IMPORTANT’ DIET PLAN TO SLIM DOWN – FULL LIST OF FOODS
Comments
Post a Comment